GaleriTV Channel

16 Juli 2013

Siapa bilang kita harus pergi ke luar negeri hanya untuk membeli sebuah tas dengan brand kelas dunia? Di Indonesia, kita banyak memiliki brand-brand yang sudah mendunia, padahal produksi anak bangsa. Ya, menembus pasar global sudah pasti menjadi impian setiap produsen lokal, namun tentu jalan yang ditempuh tentu tak semudah memimpikannya.

Memang belum terlalu banyak produk anak bangsa yang berhasil menembus pasar dunia. Diantara sekian banyak brand tas, hanya ada beberapa yang sudah mendunia. Sebut saja brand Bagteria, Sabbatha, Mimsy, hingga Webe, semua merupakan produk fashion, dalam hal ini tas, lokal yang telah diekspor ke berbagai negara.

Salah satu yang menjadi incaran para selebritis Hollywood hingga sosialita dunia adalah tas berlabel Bagteria buatan Nancy Go. Brand yang unik, karena oleh sang pemilik, diharapkan tas buatannya dapat mewabah seperti bakteri. Tas karya Nancy memang berbeda dan sangat berkelas, hingga tak heran jika berhasil menembus pasar kelas atas dunia. Harga tas yang eksklusif antara 1 juta hingga puluhan juta rupiah. Kulitas produk tas tersebut bahkan lebih dikenal oleh para selebriti dan sosialita dunia ketimbang di dalam negeri. Sebut saja Paris Hilton, Emma Bunton hingga Zara Philips yang merupakan cucu dari Ratu Elizabeth juga memakai produk Bagteria.

Ada kualitas tentu ada harga. Harga tas bagteria yang mahal karena menggunakan bahan yang tak sembarangan. Selain teknik sulam, renda dan payet yang dijahit tangan, pernak-perniknya pun unik dan eksklusif. Nancy menggunakan kristal Swarovski, sterling silver, gold platted, kulit ikan dari Islandia, kulit burung onta hingga gading gajah purba. Kini produk Nancy bahkan sudah disejajarkan dengan brand dunia seperti Luis Vuitton, Prada, Channel dan lainnya. Saat ini, lebih dari 30 negara seperti Hongkong, Emirat Arab, hingga negara-negara Eropa seperti Prancis, sampai Amerika Serikat menjual produk Bagteria.

Brand kedua yang istimewa adalah Sabbatha. Brand yang diambil dari nama sang pemilik yakni Sabbatha Rahzuardi Maya Dwianto ini sudah sangat mendunia. Menurut Sabbatha, konsep awalnya adalah untuk memperkenalkan kekayaan Indonesia dengan kerajinan tangannya yang dia gali kembali untuk diperkenalkan ke seluruh individu baik nasional maupun internasional bahwa Indonesia juga bisa berkarya di dunia mode aksesoris. Tas karya Sabbatha yang dibandrol mulai harga 1,5 juta hingga puluhan juta ini menggunakan materi kulit yang dipadukan dengan berbagai materi seperti batu-batuan, ukiran perak dan lainnya. Dengan itu semua, Sabbatha benar-benar mampu menonjolkan kekayaan alam Indonesia.

“Sebenarnya saya bisa mengatakan bahwa bahan-bahan yang saya gunakan 100% Made in Indonesia. Karena apakah bahan tersebut dibeli atau saya design sendiri dan dipesan dari pengrajin yang ada di Bali khususnya. Semua dari Indonesia,” ujar Sabbatha kepada Kabare.

Sebagai desainer, Sabbatha lebih suka jika dijuluki sebagai seorang seniman, karena frequency designingnya tidak tentu. Sabbatha mengatakan bahwa dirinya setiap tahunnya bisa mengeluarkan lebih dari 500 pieces handbags, bags atau luggage dan aksesoris mode.

Tas karya Sabbatha rupanya sangat diminati konsumen bahkan mampu menarik bahkan mampu menarik perhatian sosialita dunia seperti Kathy Holmes, Julia Robert, Victoria Avril (aktris Spanyol), Paris Hilton dan beberapa First Lady dari beberapa negara asing. Untuk Indonesia Indonesia, sosialita yang menggunakan karya Sabbatha antara lain Christine Hakim, Manohara, Melly Guslow, Cornelia Agatha, Ashari Sisters, Anggun C.Sasmi, Denada, Nadya Hutagalung dan lainnya. Kini tas karya Sabbatha selain dipasarkan di Bali, kita juga dapat menemukan karyanya di beberapa negara seperti Mumbai, Hawai, Roma, Amsterdam, Milan, Cannes, London, Cape Town Afrika Selatan, Moscow, Korea dan lainnya.

Kali ini tas berlabel Mimsy karya Christyna Theosa yang juga sudah dilirik pasar dunia. Dengan desain yang elegan, unik dan classy tanpa melupakan sisi seksi dan funky. Christyna membuat clutch dengan bahan terbaik seperti kulit Italia, kain lace Jepang dan Perancis, pita sutra, beludru hingga kristal Swarovski yang dilapisi dengan bahan suede Italia dan Satin. Tas-tas buatannya ini berkisar harga Rp. 1,5 juta hingga Rp. 7 juta.

Awalnya Christyna memasarkan koleksinya door to door, sampai akhirnya memutuskan memilih halur konsinyasi dengan toko tas dan pakaian di daerah Main Street, Santa Monica. Lingkungan tersebut merupakan daerah perkantoran seniman film Hollywood dan kawasan studio film. Kini tas Mimsy yang bergaya edgy sangat diminati dan penjualannya pun terus melesat. Kini Christyna telah bekerjasama dengan label internasional, seperti Bebe dan Urban Outfitters.

Dan kini fashion bag enceng gondok karya Wenny Sulistyowati Hartono mulai banyak dicari penggemar fashion bag dari Amerika hingga Eropa. Memang tak banyak yang menyangka jika bahan tas berlabel WeBe tersebut berasal dari tanaman yang seringkali dianggap tak bermanfaat bagi banyak orang. Berawal dari hobi membuat cinderamata, Wenny mengubah enceng gondok menjadi tas yang sangat diapresiasi para pencinta fashion bag.

Banyaknya permintaan terhadap tas anyaman enceng gondok tersebut membuat Wenny membuka galeri WeBe sekaligus tempat memproduksi produk fashion bags ini di Semarang. Di galeri tersebut, berbagai warna dan model tas anyaman tersebut dipajang. Bahkan proses pembuatannya pun dapat dilihat oleh para pemebeli. Karena sedang naik daun, untuk mendapatkan tas ini, para pelanggan harus memesan terlebih dahulu dan rela menunggu selama berbulan-bulan untuk mendapatkan WeBe Bags ini karena proses pembuatannya dilakukan murni oleh tangan.

Teks: Della Yuanita; Foto: Albert, Istimewa.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Subscribe
Boleh Juga Inc.